Social commerce adalah proses penjualan produk dan layanan secara langsung melalui media sosial. Anda mungkin pernah melihat postingan mengenai sepasang sepatu, lalu ada tombol yang bertuliskan “belanja sekarang" Hal tersebut merupakan bagian dari social commerce dimana Anda dapat melakukan pembelian di satu platform media sosial.
Bangkitnya trend social commerce di Indonesia dipicu dari munculnya fitur belanja di aplikasi TikTok. Banyak produk yang berlomba-lomba memberikan diskon besar-besaran di platform tersebut, dan TikTok saat ini menjadi aplikasi dengan pengguna aktif paling banyak di Indonesia.
Hal ini tentu menjadi momen bagi para pelaku bisnis untuk melakukan ekspansi digital. Lalu apa saja manfaat yang dapat dirasakan bagi bisnis ketika beralih dari e-commerce ke social commerce.
Belanja Tanpa Hambatan
Lihat, klik, dan beli. Toko media sosial menghilangkan gesekan dari perjalanan konsumen, membuatnya mudah untuk ditindaklanjuti. Mulai dari penemuan produk hingga pembelian. Seluruh proses dalam belanja ada di satu platform.
jika audiens harus beralih dari iklan ke situs web Anda, lalu menambahkan produk ke keranjang belanja, dan harus mengisi informasi pembayaran mereka. Maka banyak momen yang membuat audiens kehilangan perhatian dan minat. Oleh karena itu social commerce memberikan pengalaman belanja yang lebih menyenangkan dan tanpa hambatan.
Proyeksi Keuntungan Besar
Para peneliti memperkirakan bahwa penjualan di social commerce akan melampaui $735 miliar dalam tiga tahun ke depan. Jika Anda ingin memanfaatkan momen ini, maka Anda perlu untuk membawa produk Anda ke ruang online, dimana pelanggan Anda berada.
Sebuah penelitian menyatakan 81% audiens di TikTok melakukan riset terhadap produk yang akan mereka beli. dan sebagian dari mereka mencari produk baru yang belum pernah mereka temui. Dengan antusias belanja tinggi, hal ini dapat menjadi kesempatan bagi Anda untuk membawa produk Anda semakin dekat ke pelanggan.
Media Sosial Tempat Para Milenial dan Gen Z Berbelanja
Jika demografis target Anda berada pada rentang usia 18 hingga 34 tahun, maka Anda tidak perlu bingung mencari keberadaan mereka, karena media sosial menampung anak muda sebagai alat komunikasi dan interaksi mereka.
Data menunjukan 48% pengguna internet di Indonesia pada usia ini telah melakukan pembelian di media sosial. Bagi mereka yang berada dalam demografi tersebut yang belum pernah berbelanja di media sosial, 27% telah menyatakan minat untuk mencobanya. Hal ini tentu menjadi peluang untuk Anda dapat meraih audiens dan calon pelanggan muda.
Anda dapat menjual ke audiens yang sangat tertarget
Dengan banyaknya data pelanggan yang tersedia di media sosial, Anda memiliki peluang besar untuk mengubah dan menargetkan iklan Anda. Misalnya, Anda menjual sandal anak, Anda dapat langsung mengiklankan produk Anda ke Ibu yang memiliki Anak dan menjadikan media sosial sebagai tempat belanja mereka.
Social commerce menawarkan kesempatan untuk mendapatkan produk spesifik yang siap dibeli oleh orang-orang yang akan menyukainya, dengan cara yang tidak bisa dilakukan oleh eCommerce dan pemasaran tradisional.
Comentários